Halini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan. Semua itu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara. Adapun sikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu kita teladani diantaranya dengan: a. Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di
1 Ir. Soekarno Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme dan patriotisme Idealisme kejuangan yang tinggi 2 Drs. Moh. Hatta Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme dan patriotisme Idealisme kejuangan yang tinggi, rasa toleransi terhadap sesama 3 Mr. Soepomo Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme dan patriotisme 4 Mr. Moh. Yamin Nasionalisme dan patriotisme idealisme kejuangan yang tinggi rasa toleransi terhadap sesama 6 Mr. Raden Achmad Soebarjo Djojoadisoerjo Jiwa dan semangat merdeka nasionalisme Rasa nasionalisme, memiliki rasa kekeluargaan, bertanggung jawab, jujur, bijaksana, visionaris berpandangan jauh ke depan, berpendirian teguh, berani, pantang menyerah, dan cerdas Mau kamu jadi istri ku biar kita wik wik setiap malam synk
Berikutadalah kunci jawaban dari pertanyaan "Para tokoh dan pendiri Negara Indonesia telah menunjukkan semangat dan komitmennya dalam merumuskan dasar negara. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pertengkaran atau perdebatan dalam merumuskan dasar negara, melainkan semangat kebersamaan yang ada dan tekad yang kuat untuk merumuskan dasar negara Indonesia merdeka.
- Proses perumusan Pancasila oleh para pendiri bangsa tentu menoreh kisah sejarah yang panjang dan tidak mudah. Soekarno merupakan tokoh yang mengemukakan gagasan Pancasila pada 1 Juni 1945. Ide atau gagasan yang disampaikan Soekarno pun mendapat persetujuan secara aklamasi oleh peserta Sidang dilakukan proses musyawarah sebelum akhirnya Pancasila disepakati sebagai dasar negara Indonesia. Di balik proses itu, tentu para pendiri bangsa harus memiliki tekad yang kuat dalam mencetus Pancasila. Lalu, bagaimana komitmen para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila? Baca juga Detik-detik Lahirnya Pancasila Komitmen para pendiri bangsa Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberi perhatian, dan melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan yang memiliki komitmen terhadap bangsa dan negara akan bersedia mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Beberapa komitmen para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila sebagai berikut Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Memiliki semangat juang. Mendukung dan berupaya secara akti dalam mencapai cita-cita bangsa, yakni merdeka, bersatu berdaulat, adil, dan makmur. Bersedia mengorbankan diri pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Baca juga Fungsi Pancasila sebagai Way of Life Komitmen tersebut ada dalam cita-cita dan tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. Cita-cita itu kemudian dipertegas dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu Melindungi segenap bangsa Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Referensi Gunawan, Cakti Indra. 2019. Post-reformasi Merekonstruksi Semangat Pancasila dan Reformasi Berbasis Online. Malang CV IRDH. Yuliastuti, Ami. 2006. Pendidikan Pancasila&Kewarganegaraan PPKn Berkomitmen terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara. SMPN 1 Sukomoro. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Halini diwujudkan dengan mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau golongan. Pancasila dirumuskan oleh beberapa orang yang disebut sebagai para pendiri negara. Tokoh-tokoh pendiri negara di antaranya adalah Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, Mr. Soepomo, dan KH
C. Semangat Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara 1. Nilai Semangat Pendiri Negara Sebelum kalian mempelajari tentang semangat kebangsaan para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila, telaah dan pelajari nilai semangat dalam diri sendiri dan orang lain. Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi Negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Agar penghayatan kalian terhadap Pancasila lebih baik, lihatlah ruang kelas kalian! Apakah ada lambang negara Burung Garuda Pancasila, gambar Presiden dan Wakil Presiden? Apabila gambar tersebut belum ada, segera lengkapi gambar yang belum ada tersebut. Setelah melengkapinya, ceritakan perasaan kalian di depan kelas dan kalian harus terbuka mendapat tanggapan dari teman-temah kalian di kelas. halaman 16 ke 17 Perhatikan pernyataan-pernyataan pada paragraf berikut ini. Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini harus tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaaan Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika kalian mengikuti upacara bendera di sekolah. Kalian menyaksikan bendera berkibar dengan megahnya di lapangan sekolah kalian. Demikian juga ketika bendera Merah Putih berkibar dalam kejuaraan olahraga antar negara. Keberhasilan bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa ke setiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Nasionalisme dalam arti Halaman 17-18 sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, serta memandang rendah terhadap bangsa lain. Faktor pembentuk nasionalisme antara lain sebagai berikut. a. Faktor objektif meliputi bahasa, warna kulit, kebudayaan, adat, agama, wilayah, kewarganegaraan dan ras. b. Faktor subjektif meliputi citacita, semangat, timbulnya kesadaran nasional untuk terwujudnya negara nasional Budi Juliardi, 201544. Nasionalisme dalam arti sempit disamakan dengan Chauvinisme. Hal ini pernah di praktikan oleh Jerman pada masa Hitler tahun 1934-1945. Ia menganggap Jerman di atas segala-galanya Deutschland Uber Alles in der Wetf. Setelah membaca uraian tersebut, carilah dari berbagai sumber, praktik nasionalisme dalam arti sempit dari berbagai negara. Kumpulkan hasil temuan kalian pada guru setelah kalian buatkan rangkumannya. Jenis nasionalisme yang kedua adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Saat mengadakan hubungan dengan negara lain, selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta menghormati kedaulatan negara lain. Bagaimana, sudah pahamkah kalian? Sekarang mari kita bicarakan tentang patriotisme. Patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya tanah air. Kata patria kemudian berubah menjadi kata patriot yang artinya seseorang yang mencintai tanah air. Oleh sebab itu patriotisme berarti semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsa-nya. Sikap ini muncul setelah lahirnya nasionalisme, namun antara nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama. Jiwa patriotisme telah tampak pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu antara lain diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai ”jiwa dan semangat ’45”. Adapun hal-hal yang terkandung dalam jiwa dan semangat 45 diantaranya adalah sebagai berikut. Halaman 18-19 Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan dan tanpa pamrih dan bertanggung ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam. Aktivitas Tugas kalian sekarang adalah mengidentifikasi semangat-semangat apalagi yang telah di tunjukkan oleh para pendiri negara. Makin banyak tokoh yang mampu kalian identifikasi bentuk semangatnya makin baik. Buatlah dalam bentuk karangan/tulisan menarik hasil dari identifikasi tersebut. Bandingkan hasil identifikasi kalian dengan teman. Kumpulkan pada guru tepat pada waktunya. Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet yang berjuang dengan segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya. Contoh lainnya adalah semangat yang dimiliki para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila. Mereka memiliki semangat mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan. Tabel Hal yang Diteladani dari Para Tokoh Pendiri Negara pendiri negara 1Ir. Soekarno• Jiwa dan semangat merdeka • Nasionalisme dan patriotisme • Idealisme kejuangan yang tinggi 2Mohammad Hatta 3Muhammad Yamin 4Soepomo 5KH. Wahid Hasjim Lengkapi tabel di atas dan kumpulkan pada guru kalian untuk dinilai. Komitmen para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Halaan 20-21 Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Para pendiri Negara dalam me rumus kan dasar negara Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilainilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia. Halaman21-22Selalu bersemangat dalam berjuang. Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia seperti Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjungan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan dan berupaya secara aktif dalam mmencapai cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara. Para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa bersemangat dalam berjuang. Mendukung dan berupaya secara aktif mencapai cita-cita bangsa. Melakukan pengorbanan pribadi. Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dengan menerima Pancasila sebagai dasar Negara yang dibentuk oleh para pendiri. Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah final. Final artinya, Pancasila telah menjadi kesepakatan nasional konsensus yang diterima secara luas oleh seluruh rakyat Indonesia. Konsensus Pancasila sebagai dasar negara, telah diperkuat dengan Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 isi ketetapan MPR tersebut yaitu ”Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara”. Halaman 22-23 Dasar negara Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa yang dikenal dengan perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian kata ”….dengan berdasar kepada….” secara yuridis memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan UUD 1945 tidak tercantum kata ”Pancasila” secara eksplisit namun anak kalimat ”… dengan berdasar kepada …” ini memiliki makna dasar Negara adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas penafsiran historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila. Kaelan, Pendidikan Pancasila, 2004 111. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara oleh PPKI, dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. Penetapan Pancasila dalam sidang PPKI pada dasarnya merupakan konsensus nasional semua golongan masyarakat Indonesia yang tergabung dalam keanggotaan PPKI. Hal itu karena anggota-anggota PPKI, berasal dari wakil-wakil masyarakat Indonesia yang telah bersepakat untuk membentuk sebuah bangsa dengan dasar Pancasila. Setelah membaca uraian tersebut, sekarang coba kalian diskusikan secara berkelompok tentang isi Tap MPR RI Nomor XVIII/MPR/1998 dan latar belakang dikeluarkannya Tap MPR tersebut. Paparkanlah hasil diskusi kalian di depan kelas untuk ditanggapi kelompok lain. Dasar negara Pancasila adalah ikatan yang membentuk negara Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal itu dilakukan juga melalui proses pengambilan keputusan bersama secara demokratris berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan menjunjung komitmen persatuan Indonesia, dengan berperilaku yang berkemanusiaan yang adil dan beradab yang semuanya berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Menerima Pancasila sebagai dasar negara yang dibentuk oleh semangat konsensus para pendiri negara merupakan bagian dari tanggung jawab setiap warga negara Indoenesia. Setiap warga negara harus memiliki kesetiaan kepada dasar negara Pancasila dalam bentuk sikap dan perilaku nyata di kehidupan sehari-hari sebagai wujud tanggung jawab menghayati dan mengamalkan Pancasila. Menerima tanggung jawab untuk mempertahankan dasar negara Pancasila adalah tanda kesadaran dan rasa cinta tanah kita kepada bangsa dan negara Indonesia. Refleksi Setelah mempelajari, menggali, dan menghayati komitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara, ”apa pengetahuan yang diperoleh?”, ”apa manfaat pembelajaran ini?”, ”apa sikap yang patut diteladani dari para pendiri negara?”, dan ”apa tindak lanjut yang akan dilakukan?”. Ungkapkan atau tuliskan pendapat kalian dalam selembar kertas. Buatlah tulisan tersebut dengan lengkap dan menarik. Kumpulkan pada guru kalian tepat pada waktunya. Aktivitas Agar kalian lebih menghayati proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, lakukan sosiodrama tentang sidang pertama BPUPKI dalam membahas dasar negara dan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 saat menetapkan dasar negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Carilah informasi dari berbagai sumber, seperti buku Risalah Sidang BPUPKI atau sumber lain. Susun naskah sosiodrama berdasarkan informasi suasana sidang yang kalian peroleh. Sajikan sosiodrama di kelas dan ruang pertunjukkan apabila tersedia di sekolah kalian. Lakukan sosiodrama ini dengan sungguh-sungguh agar meresapi suasana kebatinan ketika terjadinya penetapan dasar Negara kita. Mintalah masukan dari teman-teman kalian sosiodrama yang telah kalian lakukan untuk perbaikan sosiodrama berikutnya. Halaman 23-24 Halaan 24-25 y~Y2+

Hasan dan lain-lain menyetujui untuk menghilangkan kalimat sila pertama dasar negara yang menjadi keberatan sebagian peserta sidang. Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan.

akepentingan negara dan kepentingan bersamad "Hargailah orang yang benar-benar mencintaimu, dia berkorban bukan untuk mengemis cinta. Tapi, dia ingin menunjukkan betapa berharganya kamu dihatinya." You May Like These Posts f Penguapan air pada tumbuhan terjadi di daun pada bagian… Terjadi pada daun lewat jawaban terbaik Bagaimana hubungan antara iklim dengan keragaman sosial ? *minta bantuannya Kondisi iklim yang berbeda mengakibatkan adanya komunitas yangd buatlah frasa terdiri atas 3-4 kata yang berhubungan dengan mandiri pangan dan teknologi tepat guna , sekurang kurangnya sepuluhe Bagaimana ciri-ciri terjadinya hubungan sosial ? Jawabannya adalah >>> Adanya Pelaku/ Tokoh>>> Adanya Ruang/Tempat >>> Adanya Waktu>>> Adanya Tujuanh Apakah yg dimaksud dengan reaksioksidasi pada pengaratan logam ? Reaksi pengikatan oksigen yang membantu proses perkaratan c 0e Siapakah Sidharta Gautama ? Buddha Gautama dilahirkan dengan nama Siddhārtha Gautama Sanskerta Siddhattha Gotama; Pali “keturunan Gotama yang Join The Conversation No Comments
Seseorangyang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Para pendiri negara merupakan contoh orang-orang yang memiliki semangat kuat dalam membuat perubahan. Mereka berjuang agar Indonesia menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Kemerdekaan bangsa Indonesia adalah berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kita harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua yang tampak dari para tokoh dalam sidang perumusan dasar negara antara lain tentu saja semangat kebangsaan, toleransi beragama, ketelitian, dan sikap komunikatif. Mereka memiliki semangat juang yang sangat tinggi untuk mendirikan negara Indonesia merdeka. Hal ini tercermin dalam setiap penyelesaian masalah yang diselesaikan secara musyawarah mufakat. Sikap saling menghargai, tanpa pamrih, dan bekerja keras untuk menghasilkan karya terbaik bagi kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara dan bangsa nation state. Nasionalisme memiliki arti sempit dan luas. Dalam arti sempit, nasionalisme mengandung makna kecintaan atau perasaan kebangsaan yang berlebihan sehingga memandang rendah bangsa lain chauvinisme. Adapun nasionalisme dalam arti luas harus kita tingkatkan karena perasaan kebangsaan dan cinta tanah air ini tanpa memandang rendah bangsa lain, tetapi menempatkannya sederajat dengan bangsa sendiri. Semangat kebangsaan para pendiri negara tumbuh karena Mereka memiliki kesadaran bahwa bangsa kita memiliki kekayaan budaya yang tak kalah dari bangsa lain. Oleh karena itu, rumusan pandangan hidup yang mereka usulkan tidak berasal dari ide kebudayaan bangsa lain, sekalipun mereka memahami berbagai ide dari luar. Toleransi beragama terlihat ketika membahas dasar negara. Agama yang berkaitan dengan sila pertama menjadi pusat perhatian utama. Ketelitian, kearifan, dan kebijaksanaan para pendiri negara telah mengkristalisasikan kedua sumber, yaitu budaya dan agama dalam melahirkan Pancasila. Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila memiliki unsur-unsur yang ada dalam kebudayaan, adat, dan agama-agama di komunikatif muncul pada saat pidato para tokoh yang dilanjutkan dengan menerima perubahan dan perbaikan atas kata-kata yang diusulkan. Ketelitian para tokoh dalam sidang perumusan Pancasila terlihat ketika sidang mengambil kesimpulan tidak menyepakati usul dasar negara dari Mr. Muhammad Yamin, para tokoh Islam, dan Ir. Soekarno. Sikap komunikatif juga terlihat saat ada perbedaan konsepsi antara golongan Islam dan kebangsaan dalam Panitia Sembilan. Namun, tetap menghasilkan kesepakatan Mukadimah berisi rumusan dasar negara. Para pendiri negara memiliki semangat dan komitmen berpikir dengan penuh pertimbangan untuk memperjuangkan kemerdekaan perumusan Pancasila telah memberikan pelajaran kepada kita betapa pentingnya memiliki komitmen terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Para pendiri negara telah memberikan contoh yang membuktikan semangat kebersamaan demi persatuan dan kesatuan bangsa berasal dari berbagai daerah di Indonesia tetapi tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa daripada kepentingan golongan. Demi persatuan dan keutuhan bangsa, mereka bersedia dan rela untuk tidak memaksakan kehendaknya. Misalnya, golongan Islam rela dengan perubahan sila pertama dalam Piagam Jakarta. Hal ini merupakan wujud pengorbanan dan semangat persatuan dari umat Islam. Kelompok mayoritas sangat memperhatikan kelompok minoritas. Perbedaan agama, suku bangsa, dan budaya tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada jiwa setiap pendiri negara telah tertanam komitmen terhadap patriotisme, yaitu cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam semangat kebangsaan terkandung sifat nasionalisme dan patriotisme. Contoh sifat nasionalisme dan patriotisme adalah sebagai Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan dan tanpa pamrih dan bertanggung ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, Rasa kebangsaan diperlukan dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi bangsa. Misalnya, masalah SARA, krisis keteladanan pemimpin, ketidaksempurnaan sistem ketatanegaraan, dan krisis kepercayaan masyarakat kepada para penyelenggara negara. Masalah yang tak henti-hentinya menuntut ketekunan dan pantang menyerah serta pengabdian yang dilandasi cinta tanah air dan komitmen para pendiri negara yang perlu kita hargai dan teladani dalam kehidupan saat ini di antaranya adalah sebagai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila. Misalnya, menghargai pendapat orang lain, menerima keputusan bersama, dan melaksanakan hasil keputusan dan kesatuan dalam pembahasan. Misalnya, ketika memperjuangkan hak asasi manusia, sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, dan memberi kesempatan dalam menyampaikan pendapat serta menghargai hak-hak orang tanah air Indonesia. Sikap ini dapat kita lanjutkan dengan cara mempelajari kebudayaan daerah, mencintai produk dalam negeri, dan berprestasi dengan mengharumkan nama kepentingan umum. Kita bisa meneladaninya dalam bentuk kerja bakti, berpartisipasi di lingkungan masyarakat, dan menyiapkan sarana belajar untuk kepentingan Kepahlawanan. Misalnya, membantu orang lain yang sedang alami kesulitan, berani menegur teman yang bersalah, dan melerai teman yang berselisih. / Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
1 Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
- Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang terbentuk atas kesepakatan para tokoh bangsa. Dalam perumusannya, tokoh-tokoh bangsa ini mengutamakan semangat cinta tanah air yang sering juga disebut sebagai semangat nasionalisme/patriotisme. Berdasarkan catatan Lukman Surya dan kawan-kawan dalam buku ajar PPKN 201717, terungkap bahwa semangat cinta tanah air ini disebut sebagai semangat kebangsaan. Artinya, para tokoh mengutamakan kepentingan negara dibanding kepentingan individu atau suatu kelompok. Sejarah Semangat Tokoh Bangsa Sejarah mengenai semangat ini pernah berkobar saat bangsa Indonesia berusaha melepaskan diri dari penjajahan. Para pahlawan rela mengorbankan jiwa serta raganya demi kepentingan seluruh masyarakat Indonesia yang tengah ditindas. Sesama tertindas di tanah sendiri, akhirnya bangsa Indonesia berhasil menciptakan sikap cinta tanah air patriotisme, rasa solidaritas, kesetiakawanan, toleransi meskipun berbeda, budaya tanpa pamrih, hingga munculnya jiwa ksatria. Pada masa terciptanya Pancasila sebagai dasar negara biasa disebut juga sebagai ideologi negara Indonesia, para tokoh bangsa membawa semangat cinta tanah air seperti yang dilakukan pahlawan sebelumnya. Lantas, bagaimana semangat tokoh bangsa Indonesia dalam merumuskan Pancasila tersebut? Infografik SC Piagam Jakarta. Semangat Para Tokoh Bangsa dalam Perumusan Pancasila Pancasila dirumuskan oleh para tokoh dengan sedemikian rupa demi kepentingan bersama. Kelima poin yang termuat di dalamnya mewakili berbagai penyelesaian atas segala masalah yang terjadi dan yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Berikut ini isi Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Seperti yang diungkapkan oleh Ika Kartika Sari dan Elly Malihah Setiadi dalam Aku Warga Negara Indonesia 200921, nilai-nilai semangat perjuangan para tokoh perumus Pancasila terlukis dalam kelima sila di atas. Mereka melepaskan diri dari kepentingan pribadi dan kelompok golongan dan lebih mengutamakan kepentingan kemajuan negara serta bangsanya. Jika dijabarkan secara lebih sederhana, tokoh bangsa dalam merumuskan Pancasila memiliki semangat untuk menciptakan nilai atau rasa rela berkorban, keikhlasan, kebersamaan, keberanian, pantang menyerah, dan demokratis. Semua itu dilakukan karena jiwa patriotisme cinta tanah air mereka berhasil menciptakan keinginan untuk perhatian hingga melakukan usaha demi kemajuan dan cita-cita bangsanya juga Sejarah dan Penerapan Pancasila Masa Orde Lama Soekarno 1959-1966 Mengenal Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan - Pendidikan Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dipna Videlia Putsanra
xzm9dYG. 268 378 420 138 469 126 81 417 202

para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan